usia baru dan kejutan lainnya
Keajaiban ternyata masih ada di muka bumi. Setelah masa patah hati yang kupikir tidak akan selesai, ada saja yang tiba-tiba datang dan mengangkat semua beban, membuat rasa kecewa dan putus asa mendadak tidak lagi relevan. Kali ini yang datang di luar rencana. Aku tidak mencari tapi ditemukan. Aku tidak mengundang tapi ada yang bertandang.
Sebulan yang lalu aku berpikir pastilah di masa lalu aku adalah pemungut cukai atau bupati congkak yang dilahirkan kembali dengan penuh kesialan di hidupnya yang kedua. Tapi sekarang aku merasa seperti Rabi di kehidupan lampau yang pemurah hingga semesta begitu baik dan murah hati di hidupku yang sekarang. Belum lama ini aku ketemu manusia yang ajaib, yang perkataan dan perbuatannya seperti salinanku di tubuh yang berbeda. Baru berapa minggu dan kami sudah bicara apa saja dari pagi sampai tengah malam. Mulai dari yang muluk-muluk soal Henri Leifebvre, gentrifikasi sampai yang remeh temeh kayak berapa kali kami buang air besar dalam sehari. Obrolan kami bertumbuh seiring kami tertawa lalu mengharu lalu tertawa lagi. Bertemu manusia itu untuk pertama kali seperti bertemu diri sendiri dalam wujud yang lain: sama sekali tidak ada yang asing.
Nicholas Saputra di film 3 Hari untuk Selamanya pernah bilang begini: di umur 29 posisi bumi dan Planet Saturnus kembali seperti di saat kita lahir. Itu kenapa usia 29 ibaratnya pom bensin, waktu untuk memulai lagi dari awal, dari nol. Dan buatku memulai sesuatu dengan orang yang sama sekali tidak asing adalah kejutan paling menyenangkan di usia 29. Aku merasa seperti baterai yang baru diisi ulang, energiku meluap-luap. Lalu apalagi yang harus kuminta ketika ketakutan akan hari besok telah berubah jadi halaman buku yang paling ingin kubaca.
Comments
Post a Comment